link : Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak
Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak
Jurnalmuslim.com - Muncul kesan kuat di antara para demonstran aksi damai Jumat (4/11) lalu bahwa Presiden Jokowi menghindar dan tidak berani bertemu dengan rakyatnya sendiri."Rakyat dengan pemimpin itu ibarat air dengan ikan, nggak boleh ada jarak," ujar pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangannya, Minggu (6/11).
Menurutnya, ada beberapa kesalahan Jokowi dan ini sangat disayangkan. Pertama, kata dia, Jokowi gagal berdiri di atas semua kepentingan kelompok dan golongan.
"Apakah Presiden tidak lagi menganggap suara ratusan ribu orang aksi damai 411, apakah itu bukan rakyatnya sehingga alergi menemui rakyatnya?" tanyanya.
Kedua, jika dicermati secara mendalam, ia menilai Jokowi tidak memahami skala prioritas, di saat rakyat mengunjungi Istana dan ingin ketemu, justru memilih blusukan proyek pembangunan kreta api Bandara Soekarno Hatta.
"Sangat disesalkan dan presiden tidak menjadi tuan rumah yang baik, justru mewakilkan kunjungan jutaan rakyatnya ke Istana kepada sang wakil presiden, menkopolhukam dan menteri Agama. Ini jelas terkesan melecehkan dan merendahkan wibawa presiden itu sendiri," kritiknya.
Padahal, lanjut dia, kunjungan ke proyek kereta Bandara Soetta itu bisa diwakilkan dengan menteri Pekerjaan Umum (PU) atau Menteri Perhubungan.
"Lagipula itu teknis dan bisa dikerjakan mandor dan tak mutlak harus presiden yang turun tangan, muncul kesan di mata rakyat, presiden bermental mandor, saya kira sikap dan cara berpikir presiden kurang bijak," imbuhnya.
Ketiga, masih kata Pangi, begitu ia disapa, Jokowi diduga melanggar sumpah jabatan dan janji konstitusi yang pernah diucapkan dulu, yaitu berdiri secara adil di atas semua kelompok dan golongan.
"Masih ingat sumpah presiden, 'Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Itu artinya seorang pemimpin wajib adil, melindungi minoritas dan menghormati kelompok mayoritas," tekannya.
Belajar dari sejarah, ia mengingatkan, Soeharto yang sudah 32 tahun berkuasa, latar belakang dari jenderal, punya loyalis siap mati, intelijen dan militernya kuat, tetap kecolongan dan akhirnya tumbang juga karena mulai menjauh dan mengabaikan suara rakyat.
Namun yang pasti menurut dia, Presiden Jokowi sudah mempertontonkan pentas dagelan kualitas kepemimpinannya kepada khalayak, gagal dalam mengurai silang sengkarut persoalan mendasar yang dihadapi rakyat. Kepemimpinan yang mengabaikan keresahan umat mayoritas.
"Saya ingin memberi makna dan konteks soal kepemimpinan, pemimpin itu mutlak dicintai rakyatnya dan rakyat pun mencintainya," pungkas direktur eksekutif Voxpol Center ini. (wid)
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak
Kami rasa sudah cukup pembahasan Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2016/11/pengamat-politik-jokowi-presiden.html
0 Response to "Pengamat Politik: Jokowi Presiden Bermental Mandor, Cara Berpikirnya Kurang Bijak"
Posting Komentar