link : Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan
Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan
Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan. Image: KR Jogja |
ARRAHMAH.CO.ID - Siang kemarin setelah pulang dari POLSEK Kecamatan Borobudur, saya mampir berjalan-jalan di area Taman Wisata Candi Borobudur. Di sepanjang perjalanan dari pintu 7 hingga area Candi terpasang banyak bendera merah putih dan banner mengenai acara hari Sabtu yang merupakan salah satu Acara yang bertajuk festival Agama Budha. Entah apa itu nama acaranya, saya lupa. Saya mendengar kabar dari Bapak PolSek, bahwasanya acara tersebut merupakan kirab festival Agama Budha dari Candi Mendut hingga Candi Borobudur. Pastinya jalanan akan ramai dan padat. Tentunya juga akan melibatkan banyak pihak untuk mengamankan acara tersebut. Tingkat kewaspadaan Aparat sangat tinggi, suasana harus benar-benar kondusif.
Ketika diperjalanan, saya melihat banyak tenda putih dan orang-orang yang bertampilan ala "Biksu Budha". Berpakaian coklat-coklat dan berkepala botak. Namun, unik juga. Saya kira mereka sedang melakukan ritual keAgamaannya. Namun, entahlah. Tiba-tiba ada seorang berpakaian ala Biksu menghampiriku. "Maaf Mbak, boleh ngobrol sebentar?". Aku pun menyetujuinya.
Kami pun mengobrol sedikit mengenai kebhinekaan. Ya, saat ini sudah jarang ada yang memakai "Bhinneka Tunggal Ika" untuk menjadi pedoman bermasyarakat di Indonesia. Menurutnya, masyarakat lebih mementingkan golongannya dibanding harus berbagi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan yang berbeda golongan dengannya. Apalagi jika ada sekelompok orang yang hendak mengganti pilar-pilar yang sudah merupakan kesepakatan di Indonesia ini dengan suatu hal yang lain, apalagi yang hanya memihak satu golongan saja. Sebab pilar-pilar NKRI ini sudah sangat tepat untuk segala macam golongan, apalagi Agama dan kepercayaan. Lagipula Indonesia ini kan Negara Kesatuan, Negara yang dihuni oleh berbagai macam perbedaan. Jika hanya memihak pada satu golongan saja, bagaimana dengan nasib golongan lain. Padahal manusia itu kan harus saling menghargai perbedaan satu sama lain.
Para pejuang Kemerdekaan menyampaikan pilar-pilar NKRI yang sampai sekarang masih kita abadikan tersebut juga pastinya sudah menimbang banyak keputusan, bahkan yang mereka lihat bukan apa yang akan terjadi di masanya saja, namun juga apa yang akan terjadi di masa setelahnya. Yakni di masa kita, masa dimana orang masih mempermasalahkan apa yang disebut "Toleransi dalam berjuta perbedaan". Oleh sebab itulah para founding fathers menanamkan pedoman empat pilar bernegara. Yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Ya, itu semua sudah sangat tepat untuk berjuta corak perbedaan di Indonesia ini sendiri dan juga demi masa depan Bangsa Indonesia.
Memang benar Agama Islam merupakan Agama suci yang di Rahmati Allah SWT. Namun kita juga patut menghargai Agama dan kepercayaan lain yang berbeda dengan Islam, bukan malah membenci, memusuhi, mengolok, mencaci bahkan menfitnah Agama tersebut. Sebab, tidak akan ada Agama tanpa Rasa Cinta. Segala sesuatu jika didasari dengan "Cinta" pasti akan indah pada waktunya. Cintailah segala perbedaan di Indonesia, karna tanpa perbedaan, tidak akan pernah ada Negara Indonesia. Founding fathers kita "Berbeda" corak individunya namun "Sama" tujuannya, yakni untuk melawan para penjajah dan merebut kemerdekaan NKRI. Kita pun boleh berbeda segala seuatunya, namun kita adalah sama, yakni NKRI. Kita boleh berAgama beda berkeyakinan berbeda berbahasa yang tidak sama, namun satukanlah segala perbedaan tersebut menjadi suatu kesamaan yang indah. Yakni untuk menjaga dan mempertahankan Kesatuan Indonesia.
Mulailah terapkan kembali pilar-pilar yang ada di Indonesia. Mulailah menjadi pribadi yang berjiwa militan, Nasionalisme, Patriotisme, Plularisme dan Toleransi. Katakan tidak pada segala sesuatu yang bertentangan dengan pilar dasar NKRI. Katakan tidak dengan siapapun yang ingin merubah pilar NKRI. Ingatlah bahwasanya NKRI sudah Final. Tak payah diganti dengan yang lain. NKRI sudah sesuai dengan segala macam corak perbedaan yang ada di NKRI. Jangan lagi berteriak untuk mengganti ideologi dan pilar NKRI, karna kami siap membalas teriakanmu dengan lantang "NKRI HARGA MATI !!!"
Borobudur 07 Juli 2017.
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan
Kami rasa sudah cukup pembahasan Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2017/07/obrolan-tipis-tipis-tentang-kebhinekaan.html
0 Response to "Obrolan Tipis-Tipis Tentang Kebhinekaan"
Posting Komentar