link : Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai
Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai
Drs.H. Anashom, M.Hum. ketua tanfidziah PCNU kota Semarang |
Haul ini dalam rangka mengenang kembali jasa besar Kiai Sholeh Darat yang sukses membina komitmen ilmu pengetahuan agama dan mendadar muridnya hingga jadi tokoh bangsa. “Kyai Sholeh Darat memang banyak memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia,” tegas Ketua PCNU, KH Anasom.
Meniru jejak keilmuan Kyai Sholeh memang sangat diperlukan. Sebab, kitab-kitab yang ditinggalkannya dengan berbagai ragam keilmuan akan menguatkan wawasan keagamaan dan kebangsaan. “Mbah Sholeh sangat konsisten dan tegas dalam soal ilmu” pungkas Kiai Anasom.
Sesuai kesepakatan para kiai, haul Kyai Sholeh dilakukan sejak 1955 setiap 10 Syawwal. “Tanggal wafatnya Mbah Sholeh Darat adalah 28 Ramadhan 1321 H, tapi para Kiai sepakat acara haul digelar 10 Syawwal,” lanjut dosen UIN Walisongo ini.
Haul ini juga menjadi ajang meneladani figur Kyai Sholeh yang sukses mencetak ulama besar se-Indonesia. “Pendiri Nahdlatul Ulama dan pendiri Muhammadiyyah pernah menjadi murid Kyai Sholeh, termasuk RA Kartini,” ungkap Ketua KOPISODA, KH In’amuzzahidin Masyhudi.
Kyainya Sang Kyai
Kyainya Sang Kyai layak disematkan kepada Kyai Sholeh Darat, karena santri-santri yang pernah berguru kepada beliau kemudian menjadi tokoh yang memiliki keilmuan mendalam dan menjadi Tokoh Inspiratif di Indonesia.Kyai Sholeh Darat atau yang mempunyai nama asli Muhammad Saleh bin Umar As-Samarani lahir di Kedung Cemlung, Jepara pada tahun 1235 H./1820 M., dan wafat di Semarang pada hari Jum’at 28 Ramadhan 1321 H. atau 18 Desember 1903 M. Kyai Saleh mendirikan pondok pesantren di pesisir kota Semarang. Sejak itulah beliau dipanggil orang dengan gelar Kyai Saleh Darat Semarang. Terkenal sebagai pendiri pesantren nama beliau semakin berkibar di seantero Jawa, terutama Jawa Tengah. Diantara murid-murid beliau yang menjadi ulama tersohor adalah:
1. KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
2. Syekh Mahfudz At-Turmusi (Ulama Besar Madz-hab Syafi’i yang ahli dalam bidang hadits).
3. KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)
4. KH. Bisri Syamsuri (Pendiri Pesantren Mamba’ul Ma’arif Jombang).
5. KH. Idris (Pendiri Pondok Pesantren Jamsaren, Solo)
6. KH. Sya’ban (Ulama Ahli Falak di Semarang)
7. KH. Dalhar (Pendiri pondok pesantren Watuco-ngol Muntilan, Magelang).
8. Raden Ajeng Kartini, yang menjadi simbol kebang-gaan kaum wanita Indonesia.
Yang mengagumkan dari kesekian murid beliau, ada tiga orang yang disahkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, yaitu KH. Ahmad Dahlan (1868–1934 M.), dengan Surat Keputusan Pemerintah RI, No. 657, 27 Desember 1961, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari (1875–1947 M.), dengan Surat Keputusan Presi-den RI, No. 294, 17 November 1964, Raden Ajeng Kartini (1879–1904 M.), dengan Surat Keputusan Presiden RI, No. 108, 12 Mei 1964.
KARYA KYAI SALEH DARAT
Diantara karya-karya Kyai Saleh yang terlahir dari tangan kreatifnya adalah:1. Majmu’ah Asy-Syari’ah Al-Kafiyah li Al-Awam, kandungannya membicarakan ilmu syari’at untuk orang awam.
2. Al-Hakim, kandungannya tentang ilmu tasawuf, yang merupakan petikan-petikan penting dari kitab Hikam karya Syekh Ibnu Atho’ilah As-Sakandari.
3. Kitab Munjiyat, kandungannya tentang ilmu tasawuf, yang merupakan petikan penting dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali.
4. Kitab Batha’if At-Thaharah, kandungannya mem-bicarakan tentang hukum bersuci.
5. Kitab Faidhir Rahman, kandungannya merupakan terjemahan dari tafsir Al-Qur’an ke dalam bahasa Jawa. Kitab ini merupakan terjemahan dari tafsir Al-Qur’an yang pertama dalam bahasa Jawa di dunia Melayu. Menurut riwayat, satu naskah kitab tafsir tersebut pernah dihadiahkan kepada RA. Kartini ketika mrnikah dengan RM. Joyodiningrat (Bupati Rembang).
6. Kitab Manasik Al-Hajj, kandungannya membicara-kan tentang tata cara mengerjakan haji.
7. Kitab Ash-Shalah, kandungannya membicarakan tentang tata cara sholat.
8. Terjemahan Sabil Al-‘Abid ‘Ala Jauharah At-Tauhid, kandungannya tentang aqidah Ahli Sunnah Wal Jama’ah, mengikut pegangan Iman Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi.
9. Mursyid Al-Wajiz, meKyaias tentang tasawuf dan akhlak.
10. Minhaj Al-Atqiya’, meKyaias tentang tasawuf dan akhlak.
11. Kitab Hadits Al-Mi’raj, meKyaias tentang perjala-nan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis dan selanjutnya ke Mustawa menerima perintah sholat lima waktu sehari semalam. Kitab ini sama kandugannya dengan Kifayah Al-Muhtaj karya Syekh Daud Bin Abdullah Al-Fathani.
12. Kitab Asrar As-Shalah, meKyaias tentang rahasia-rahasia shalat.
Hampir semua karya Kyai Saleh Darat ditulis dalam bahasa Jawa dan menggunakan huruf Arab (Pegon atau Jawi), hanya sebagian kecil yang ditulis dalam Bahasa Arab bahkan sebagian orang berpendapat bahwa orang yang paling berjasa menghidupkan dan menyebarluaskan tulisan pegon (tulisan Arab Bahasa Jawa) adalah Kyai Saleh Darat Semarang.
Oleh: Khamdun Khiyarudin, Sekertaris LTN NU Kota Semarang
Artikel ini telah diposting di website PCNU Kota Semarang - http://ift.tt/2tEoQfE
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai
Kami rasa sudah cukup pembahasan Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2017/07/haul-ke-117-kh-sholeh-darat-kyainya.html
0 Response to "Haul Ke-117 KH. Sholeh Darat, Kyainya Para Kyai"
Posting Komentar