link : Kodrat Indonesia Mengelola Keberagaman
Kodrat Indonesia Mengelola Keberagaman
Peringatan Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW 1438 Hijriah
**
NEWS, ARRAHMAH.CO.ID - Dalam memperingati Isra Mi’raj, perjalanan malam Rasulullah dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina lalu naik ke Sidratul Muntaha. Pesan terpentingnya adalah agar kita selalu mengingat perintah untuk melaksanakan ibadah shalat. Selain itu agar iman kita, sekali lagi agar iman kita menjadi semakin kuat menjadi semakin kokoh.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus Purwakarta, Selasa (25/04/2017).
Karena itu dengan ibadah shalat yang sungguh-sungguh maka seorang manusia dapat mencapai kesalehan individu atau kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. "Sehingga hubungan dengan sesama manusia menjadi harmonis, penuh solidaritas karena melampaui sekat-sekat geografis, sekat-sekat bahasa dan sekat-sekat golongan," kata Presiden.
Hubungan seperti itu, Presiden melanjutkan, sangat diperlukan terlebih saat mata dunia sekarang sedang memandang Indonesia. Indonesia banyak dipakai sebagai rujukan dalam mengelola keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras dan keberagaman golongan yang merupakan anugerah Allah SWT.
Agar Indonesia layak menjadi panutan dunia, Presiden mengharapkan para Ulama, para Kyai, para pengasuh pondok pesantren dan juga para Guru Ngaji se-Indonesia dapat berperan aktif.
"Aktif menjadi perekat tali silaturahim antar sesama umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, dalam kehidupan berbangsa, dalam kehidupakn kita bernegara," lanjutnya.
Presiden meyakini dengan mengedepankan semangat kebersamaan, semangat toleransi. "Insya Allah kita dapat tunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, agama yang rahmatan lil alamin. Dan kita dapat menjalankan kodrat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika," ucap Presiden di penghujung sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden memberikan kuis berhadiah sepeda kepada para santri. Lima pertanyaan dapat dijawab dengan baik oleh para santri. Kelima pertanyaan itu masing-masing tentang nama tujuh suku, tujuh pulau, tujuh provinsi, tujuh kota/kabupaten dan menyebutkan Pancasila.
Dalam laporannya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa peringatan Isra Mi'raj tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, peringatan Isra Mi'raj dilaksanakan di Istana Negara Jakarta dan hanya dihadiri oleh pejabat negara, ketua lembaga negara dan duta besar negara-negara sahabat.
"Tidak dilakukan di Istana Negara karena Bapak Presiden menghendaki agar bisa lebih dekat dengan masyarakat, lebih dekat dengan pondok pesantren," ucap Lukman.
Dalam uraian Hikmah Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar mengatakan bahwa seorang muslim tidak boleh latah anti Barat atau anti Timur. Bukankah Nabi telah menegaskan hikmah atau ilmu pengetahuan milik umat Islam juga, di manapun ditemukan ambillah.
"Carilah ilmu itu walau sampai ke Cina," kata Nasaruddin mengingatkan.
Setelah memperingati Isra Mi'raj, Presiden mengatakan kepada para wartawan bahwa dirinya merasa berbahagia dapat bertemu dengan ulama, guru ngaji dan santri pada Peringatan Isra Mi'raj yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus Purwakarta.
"Kita sangat bahagia sekali bisa ketemu dengan ulama di Jawa Barat, dengan guru ngaji, dengan santri-santri. Saya kira ini suasana yang berbeda dalam memperingati Isra Mi'raj" tutur Presiden.
Saat ditanyakan wartawan lebih senang merayakan Isra Mi'raj di Istana Negara atau bersama para santri. Presiden menjelaskan ada suasana yang berbeda dalam merayakan di Istana Negara atau di pondok pesantren. "Kalau di wilayah, apalagi di pondok pesantren ini lebih ramai. Kalau di istana serius dan formal. Bedanya disitu," jawab Presiden.
Hadir mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Ketua Umum Forum Silaturahim Guru Ngaji/Pengasuh Ponpes Al-Hikamussalafiyah Abah KH Adang Badruddin selaku tuan rumah. (Bey Macmudin/ibn yaqzan)
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Kodrat Indonesia Mengelola Keberagaman
Baru saja selesai dibaca: Kodrat Indonesia Mengelola Keberagaman link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2017/04/kodrat-indonesia-mengelola-keberagaman.html
0 Response to "Kodrat Indonesia Mengelola Keberagaman"
Posting Komentar