KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)

KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44) - Assalamualaikum, apa kabar Sobat pembaca MUSLIM ISLAM , Kami harap kabar Sobat baik-baik saja dan selalu dalam lindunganNYA, Amin. Oya hari ini Muslim Islam akan mengupas informasi berjudul KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44), Tulisan kali ini kami masukkan dalam tag atau label Artikel Berita, Artikel Fenomena, Artikel Islam, Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Kabar Islam, Artikel Muslim, Artikel Ragam, Semoga saja uraian kami ini dapat menambah informasi untuk Sobat pembaca semuanya, baiklah, biar tidak terlalu lama, yuk langsung disimak saja.

Judul : KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)
link : KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)

Baca juga


KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)


Surat Al-Kahfi adalah surat dalam Al-Quran yang bermuatan kisah-kisah hikmah. Dan itu tampak dari sebahagian besar ayat-ayatnya. Sekurang-kurangnya ada empat kisah utama dalam surat ini: kisah Ashhabul Kahfi, kisah pemilik dua kebun, kisah Nabi Musa 'alaihissalam, dan kisah Dzul Qarnain. Nah .. tulisan kali ini hanya mengajak para pembaca memasuki muatan faedah dari kisah Pemilik Dua Kebun. Kisah yang Allah cantumkan antara ayat 32 hingga 44 dari surat Al-Kahfi.

Tidak didapatkan hadits shahih dari Nabi ﷺ yang bercerita kepada kita tentang kisah ini. Maklumat yang kita miliki hanyalah Al-Quran sahaja. Kerana itu, akan diterangkan satu per satu ayat Al-Quran sebagai alat cerita. Apa yang tak disebutkan Al-Quran, kami pun tak akan bercakap mengenainya.

Al-Quran mengisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Kedua-duanya bersahabat. Yang satu beriman. Dan rakannya ingkar. Al-Quran tidak menerangkan siapa mereka. Namanya. Di zaman siapa mereka hidup. Dimana tempat mereka hidup. Semua disamarkan. Jadi, kita tak tahu siapa mereka. dimana mereka hidup. Dan di zaman apa mereka ada.

Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah ﷻ uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barangan yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, iaitu nikmat iman, yakin, dan redha dengan takdir Allah. Serta berharap syurga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama daripada harta dan materi yang fana.

Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, sama ada bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri.

Allah mengaruniai yang ingkar dengan dua kebun. Al-Quran menyebut tentang dua kebunnya sebagai berikut:

جَعَلْنَا لأحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِن أعنابٍ وحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وجَعَلْنَا بينهما زَرْعًا * كِلتا الجنَّتَيْن آتتْ أُكُلَهَا ولم تَظْلِم منه شَيئًا وفَجَّرْنَا خلالهما نَهَرًا * وكان لهُ ثَمَرٌ

"Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar. "(QS: Al-Kahfi | Ayat: 32-34).

Si kafir mempunyai dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah mengalirkan air ke kebun itu. Pada masa tuaian, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya.

Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia mempunyai ilmu dalam mengatur dan memaksimumkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeza dengan susunan rapi, serta pengairan yang baik. Ditambah lagi, dengan rawatannya, ia boleh tuai dengan maksimum. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain.

Ia berkata,

فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا

"Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia:" Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat. "(QS: Al-Kahfi | Ayat: 34).

Tak hanya itu, kenikmatan harta dan pengikut telah membuatnya lupa. Ia sangka miliknya itu kekal. Padahal bagaimana boleh sesuatu yang fana menjadi abadi. Ia berkata,

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا

"Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya." (QS: Al-Kahfi | Ayat: 35).

Harta dan materi yang ia miliki benar-benar membuatnya tenggelam.

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا
"Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu." (QS: Al-Kahfi | Ayat: 36).

Demikianlah perasaan seseorang ketika merasakan puncak kuasa dan kaya. Ia angkuh. Menyangka kurnia harta adalah bukti Allah sayang padanya. Sehingga ia mengira di akhirat akan mendapatkan kedudukan sama. Atau lebih baik lagi.

Temannya yang beriman mengajaknya ingat kepada Allah. Berusaha menyelamatkan sang teman yang merasa sudah di awang-awang. Terbang, lupa daratan.

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (QS: Al-Kahfi | Ayat: 37).

Rakannya berusaha mengingatkan agar beriman kepada Allah. Bersandar dan berserah diri pada-Nya. Bukan berserah diri, bergantung kepada harta dan pengikut yang ia miliki. Kadang-kadang, seorang yang mempunyai kelebihan harta dan populariti mengatakan, "Mudah, boleh diurus." Kerana apa? Kerana ia menganggap dengan materi semuanya boleh diselesaikan dan diatur kerana dapat menundukkan orang lain.

Temannya meneruskan,

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا
"Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu" maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan. "(QS: Al-Kahfi | Ayat: 39).

Manusia itu asalnya sama. Tetapan banyak sekurang-kurangnya harta, bukan hasil daya usaha manusia. Di dunia, manusia hanya memainkan peranan sebagai orang kaya atau orang miskin. Ketika berperanan sebagai orang kaya, gunakan untuk kebaikan, bukan malah sombong, kerana ini cuma peranan. Ketika miskin, jangan sampai kehilangan iman. Dan bersabar. Nanti ada 'upah' selepas memainkan peranan dengan baik.

فَعَسَىٰ رَبِّي أَنْ يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِنْ جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا * أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا
"Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin. atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi ". (QS: Al-Kahfi | Ayat: 40-41).

"Sesuatu yang lebih baik daripada kebunmu" ini maksudnya adalah bahagian di akhirat kelak. Dan engkau karena kesombonganmu, yang menyangka kebunmu ini abadi, berbuat congkak tapi malah menyangka dapat bahagian yang lebih baik di akhirat, semoga Allah memberi pelajaran dengan membuat kebun itu mendapatkan kamu hancur. Mudah-mudahan engkau tersedar, sehingga membuatmu kembali mengingat Allah.

وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَا أَنْفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا
"Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku". (QS: Al-Kahfi | Ayat: 42).

Tak ada yang mustahil bagi Allah. Tak ada seorang pun yang mampu menghalang Allah melakukan kehendak-Nya. Anak, isteri, atau sesiapa sahaja, takkan mampu menolong seseorang daripada hukuman Allah.

وَلَمْ تَكُنْ لَهُ فِئَةٌ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنْتَصِرًا
"Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya. "(QS: Al-Kahfi | Ayat: 43).

Demikianlah kisah yang penuh hikmah ini. Kisah nyata yang pernah terjadi. Agar kita tidak meniru yang salah dan tidak lagi mengulangi. Sesungguhnya Allah Maha Mampu dan Maha Perkasa. Kami tutup kisah ini dengan hadis Nabi ﷺ agar kita dapat memahami perbandingan nikmat iman dan nikmat dunia.

إن الله يعطي الدنيا من يحب ومن لا يحب ولا يعطي الدين إلا من يحب
"Sesungguhnya Allah memberi dunia kepada siapa yang Dia cinta dan juga pada yang Dia benci. Tapi Dia tidak memberi nikmat agama ini (Islam dan iman), kecuali hanya pada orang yang Dia cintai. "(HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya)

Tafsiran ayat kami ambil dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Baghawy.

sumber kisahmuslim.com


Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :

KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)

Kami rasa sudah cukup pembahasan KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44) untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.

Baru saja selesai dibaca: KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44) link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2017/02/kisah-si-kaya-dan-si-miskin-pemilik-dua.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN: SURAH AL-KAHFI 32-44)"

Posting Komentar