link : Kekiaian KH. Said Aqil Siraj
Kekiaian KH. Said Aqil Siraj
TOKOH, ARRAHMAH.CO.ID - Suatu ketika seorang santri dari kampung ingin nyantri sambil 'ngabdi dalem' ke Gus Dur. Sesampai di kediaman Gus Dur, dapat nasehat dari santri senior Gus Dur agar nyantri saja ke Kiai Said Aqil. Alasannya, di kediaman Gus Dur sudah banyak santri yang 'ngabdi dalem'.
"Itu rumah Kiai Said Aqil." Katanya sambil menunjuk ke arah kanan kediaman Gus Dur.
Tanpa pikir panjang, santri kampung itu menuju rumah Kiai Said Aqil. Sesampai di kediaman, Kiai Said Aqil mempersilahkan masuk dan bertanya, "dari mana?" Sang santri menjawab, "dari ndusun Siapigerak, Kiai."
Sang santri mengutarakan niatannya untuk 'ngabdi dalem' dengan wajah sedih kuatir ditolak. Rupanya tidak, Kiai Said Aqil menunjukkan wajah sumringah, "ya, jenengan di sini saja. Belajar di sini, itu sudah ada beberapa santri di kamar belakang. Makan, tidur seadanya ya." Kata Kiai Said Aqil. Santri pun bertambah satu.
Kiai Said Aqil memang dekat dengan para santrinya. Tak cuma dekat, Kiai Said Aqil juga menghormati santri santrinya. Saat bicara dengan santrinya, Kiai Said Aqil selalu menggunakan bahasa Jawa kromo inggil.
Pernah seorang santri Kiai Said Aqil ingin pulang kampung. Alasannya, dia tidak betah meneruskan nyantrinya di Ciganjur.
"Kenapa, pulang?" Tanya Kiai Said Aqil. Sang santri terdiam.
"Kenapa, pulang?" Tanya Kiai Said Aqil. Sang santri terdiam.
"Di sini sepi ya? Nanti lama lama juga ramai." Imbuh Kiai Said Aqil.
"Saya ingin kuliah saja."
"Kuliah di sini saja, cari yang pas untuk jenengan, saya bantu biayanya." Jawab Kiai Said Aqil.
Sang santri masih kukuh minta izin pulang. Akhirnya Kiai Said Aqil memberi izin sambil memberikan uang saku.
"Ya sudah, ini untuk bekal pulang pergi. Salam saya kalau sudah ketemu orang tua." Pesan Kiai Said Aqil.
"Ya sudah, ini untuk bekal pulang pergi. Salam saya kalau sudah ketemu orang tua." Pesan Kiai Said Aqil.
Sang santri kegirangan. Dia bertekad untuk tidak kembali ke Ciganjur. Sesampai di terminal Lebak Bulus, hatinya bimbang. Ketulusan Kiai Said Aqil mengganggunya. Ia pun berputar putar Jakarta hingga tiga hari tiga malam. Hari keempat, ia putuskan kembali ke Ciganjur.
"Alhamdulillah, cepet jenengan pulangnya." Sambut Kiai Said Aqil di Aula kediamannya.
Saat bersalaman, Kiai Said Aqil berkata lirih, "di sini saja, meski sekarang sepi, tempat ini nanti ramai."
Ditulis NU Ranting Ciangsana
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Kekiaian KH. Said Aqil Siraj
Kami rasa sudah cukup pembahasan Kekiaian KH. Said Aqil Siraj untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Kekiaian KH. Said Aqil Siraj link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2017/01/kekiaian-kh-said-aqil-siraj.html
0 Response to "Kekiaian KH. Said Aqil Siraj"
Posting Komentar