link : Ahok dan Kontroversi Penafsiran
Ahok dan Kontroversi Penafsiran
Oleh: Moh. Hafidz Kudsi*Jurnalmuslim.com - Menarik kesimpulan terhadap perkataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggab menistakan agama: pernyataannya mengenai surat Al-Maidah ayat 51 bukan kapasitas saya, apalagi para ulama banyak bersimpangan menanggapinya. Tetapi, sampai sekarang saya masih merasakan decak kagum yang bergemuruh dalam dada melihat aksi damai pada tanggal 4 November beberapa hari yang lalu. Jakarta sebagai langganan banjir air itu sudah biasa tapi sangat luar biasa ketika Jakarta dibanjiri oleh umat manusia dari berbagai kalangan dan daerah di indonesia.
Menariknya, aksi tersebut telah meredamkan segala sengketa paham kegamaan selama ini. Umat islam berbaur dalam satu tujuan yaitu menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum di Indonesia dan buah hasilnya ternyata mendapat respon yang positif bahwa pemerintah akan segera memproses hukum yang menyangkut Ahok dengan cepat: Kapolri menjanjikan batas maksimal dua minggu, transparan: tidak ada yang ditutup-tutupi sesuai mekanisme hukum, tegas: adil tanpa pandang bulu. Pada hari senin tanggal 7 November 2016 Ahok sudah diperiksa selama sembilan jam dan akan dilanjutkan dengan gelar perkara secara terbuka yang masih belum ditentukan hari dan tanggalnya.
Di bumi pertiwi ini, tanahnya yang subur bukan hanya menumbuhkan banyak tumbuhan tapi paham keagamaanpun demikian. Begitu banyak Ormas islam di negeri ini baik yang legal maupun ilegal sebagai prodak pemikiran yang berbeda-beda. Dalam konteks perbedaan paham semacam ini seakan seperti dua kutub yang tidak bisa ditemukan tapi kalau menyangkut sumber dari pemahaman tersebut yaitu Al-Quran yang suci dinodai maka dua kutub itu mencair dan bermuara pada satu reaksi: tuntutan penegakan supremasi hukum (dalam kasus ini Ahok dianggab menistakan agama dan harus diproses secara hukum).
Semua masalah pasti ada hikmahnya dan tak terkecuali masalah ini, salah satunya saya sudah sebutkan di atas, tapi terlepas dari itu semua sebenarnya kalau mengikuti semua persoalan yang menyangkut Ahok ada banyak menimbulkan perdebatan dan pertentangan. Dari pertama kali Ahok mencalonkan diri sebagai Cawagub DKI Jakarta bersama Joko Widodo sudah banyak perdebatan di kalangan umat islam mengenai pemimpin yang beda agama. Karena Joko Widodo punya opsisi besar untuk memimpin dalam skala lebih besar kemudian terjun dalam kontestasi pemilihan presiden maka jabatannya sebagai guburnur di nonaktifkan dan secara otomatis sesuai undang-undang Ahok sebagai wakilnya akan menjadi gubernur menggantikannya. Lagi-lagi masih berkutat pada masalah perdebatan pemimpin yang beda agama dan dalam hal ini bukan lagi hanya pada ranah perdebatan tapi pada percobaan pembaikotan terhadap Ahok bahkan menciptakan gubernur tandingan.
Selanjutnya, masih berkaitan dengan masalah yang timbul dalam sejarah perjalanan Ahok sebagai gubernur ialah mengenai reklamasi. Masalah ini bukan hanya rakyat yang kena gusur yang geram dan dibuat naik pitam tapi perbincangan dari berbagai kalangan baik yang pro dan kontra dengan segudang argumentasi dari beberapa perspektif; sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan politik. Dan mirisnya, pihak istana (Sebagian Mentri) juga dibikin gaduh karena ulah Ahok ini. Masalah reklamasi belum selesai muncul masalah baru yaitu indikasi korupsi yang dilakukan Ahok dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras. Sekalipun akhirnya Ahok dinyatakan bersih dari praktek korupsi tapi masalah ini bersangkut paut dengan integritas beberapa institusi yang sudah mendapatkan legitimasi dari masyarakat sebagai institusi terpercaya yaitu KPK, BPK dan Kejaksaan disebabkan perbedaan informasi yang diberikan oleh masing-masing institusi tersebut.
Terakhir, masalah yang dalam catatan saya merupakan masalah yang tak kalah pentingnya yaitu pernyataan Ahok mengenai surat Al-Maidah yang menimbulkan reaksi yang luar biasa dari umat islam bahkan masalah ini bukan hanya taraf nasional tapi transnasional. Buktinya Ahok mendapat kecaman dari umat islam bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia dan menariknya untuk dikaji sebagai konsekuensi dari pernyataan Ahok tersebut ialah perseteruan dari kalangan umat islam sendiri. Pandangan para ulama berbeda-beda menilainya dan menarik perhatian dari berbagai ahli: Ahli Tafsir, Ahli Bahasa, Ahli Hukum dan semacamnya. Mereka mumpunyai pendapat masing-masing baik yang pro dan kontra. Selain itu, para politikuspun kena imbasnya dengan munculnya prasangka-prasangka buruk atau saling mencurigai bahwa masalah ini dibesar-besarkan karena adanya aktor politik yang menunggangi. Entahlah!
Saya cukup sadar dan masih banyak pertimbangan untuk mengatakan bahwa semua masalah itu adalah Ahok sebagai sumbernya tapi dalam pikiran saya, timbul pertanyaan. Apakah betul cuma gara-gara satu orang yang bernama Basuki Thahaja Purnama (Ahok) itu bisa menimbulkan banyak masalah yang berimbas kemana-mana? Wa allah A’lam Bi as-shawaf!.
*) Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Aktivis IMM.
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Ahok dan Kontroversi Penafsiran
Kami rasa sudah cukup pembahasan Ahok dan Kontroversi Penafsiran untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Ahok dan Kontroversi Penafsiran link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2016/11/ahok-dan-kontroversi-penafsiran.html
0 Response to "Ahok dan Kontroversi Penafsiran"
Posting Komentar