link : Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan
Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan
Kisah Tentang Syari'at Dan Akhlaqul Kharimah Muhajir Indonesia Di Bumi Syam
Abu Mahdi Al-Indonesi
Peristiwa yang kutuliskan ini adalah sebuah gambaran kehidupan yang terjadi nyata di tengah-tengah jantung pergolakan perang di bumi Suriah.
Februari 2016 di akhir musim dingin yang menusuk di pegunungan Jabal Zawiyah. Suasana tenang di pegunungan penghasil zaitun di propinsi Idlib tersebut mulai terusik. Pengaduan datang dari masyarakat kepada Mahkamah Syar'iah Mujahidin, adalah ulah seorang oknum bernama Yassin.
Yassin adalah seorang pimpinan sebuah kelompok Jaishul Hurr, dia dilaporkan kepada mahkamah syar'i oleh masyarakat dikarenakan tindakannya yang melakukan penggelapan harta sekaligus fasilitas umum bagi masyarakat.
Dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat begitu juga fasilitas kesehatan berupa ambulan dipergunakannya untuk kepentingan pribadi, dan masyarakat tidak tahu keberadaannya.
Beberapa sumber mengatakan semua telah dijualnya dan kemudian hasil penjualannya dia gunakan untuk membeli tanah atas namanya pribadi.
Mendapat pengaduan dari masyarakat tersebut, mahkamah melayangkan surat panggilan pemeriksaan kepada Yassin, agar berkenan datang ke kantor mahkamah untuk dimintai keterangan terhadap pengaduan masyarakat tersebut.
Bukannya datang untuk memenuhi panggilan mahkamah, Yassin justru menantang perang terjadap mahkamah.
Dipakainya jubah perangnya beserta senjata Klashnikov ditangannya seraya keluar ke tengah desa.
Sambil menenteng senjata, dia berkata merendahkan mahkamah, menantang perang pada Jabhah dan menghina Syaikh Jaulani dengan kata-kata kotor.
Mendapatkan tanggapan yang buruk, mahkamah segera menurunkan regu untuk menangkap Yassin.
Sementara itu Yassin mempersiapkan diri menghadapi penangkapan tersebut dengan meminta bantuan anak buahnya yang tercatat berjumlah 400 personil.
Bukan hanya itu saja, kerabat Yassin ini kebanyakan dari Liwa Jundul Aqsa, bahkan kerabat terdekatnya merupakan pimpinan wilayah di Jabal Zawiyah dari Jundul Aqsa dengan anggota diperkirakan 400 personil juga.
Penangkapan Yassin berlangsung dramatis
Saling tembak antara regu penangkap dan Yassin bersama dengan kerabat dan anakbuahnya berlangsung sangat mencekam. Suasana desa yang sepi berubah menjadi riuh, karena desingan peluru dan rentetan kaliber besar yang saling baku hantam.
Dalam peristiwa tersebut jatuh korban luka dari pihak regu penangkap (yaitu seorang Anasir Jabhah) yang mengalami luka tembak ringan di bagian kaki karena tertembus peluru.
Sedangkan dari pihak Yassin sendiri jatuh korban salah tembak terhadap seorang kakek bernama Abdu Jazzar yang berusia 70 tahun. Kakek ini terkena tembakan nyasar dari regu penangkap yang melukai kaki dan dadanya. Karena pendarahan yang sangat serius, maka si kakek dibawa ke Turki. Akan tetapi nyawanya tak dapat terselamatkan dan meninggal dunia.
Aksi penangkapan berakhir dengan ditangkapnya Yassin dan dia dijebloskan kedalam penjara mahkamah. Sedangkan keluarga dari kakek yang salah tembak tersebut masih menyimpan dendam terhadap pihak mahkamah. Terutama mereka menyasar Anasir Jabhah sebagai target pembalasan dendam.
Hingga mereka membuat check poin di desa-desa untuk menangkap anggota Jabhah yang lewat.
Tetapi hal itu tak berlangsung lama, karena Jabhah sendiri melakukan pendekatan terhadap keluarga korban salah tembak tersebut.
Berikut adalah sebuah pengakuan dari cucu kakek korban salah tembak tersebut, yaitu Yahya Jazzar:
"Ketika kakekku menjadi korban salah tembak, kami sangatlah marah. Sampai kami ingin menculik para Anasir Jabhah yang anshor maupun muhajirin di rumah rumah mereka. Tapi yang membuat kami terharu, Abu Mahdi Al-Indonesi datang kerumah kami untuk berduka cita.
Masya Allah satu-satunya anggota Jabhah yang datang hanya dia!!!
Ia tidak takut dengan kemarahan kami waktu itu, hingga membuat hati kami berubah menyayanginya.
Dan yang membuat amarah kami mereda dan berubah menjadi simpati kepada Jabhah adalah, mereka membayar Diyat atas kesalahan dalam membunuh kakek kami."
Itulah pernyataan salah satu keluarga korban salah tembak oleh regu penangkap dari mahkamah.
Sebuah kaidah berlaku dalam peristiwa ini yaitu:
"Balasan dari sebuah kebaikan adalah kebaikan sesudahnya" yaitu, keluarga korban salah tembak ini tersentuh hatinya dengan kebaikan pihak Jabhah yang memberikan Diyat.
Sehingga keluarga korban bertekad membuat sumur dari uang diyat tersebut. Pemanfaatan sumur tersebut untuk digunakan di tiga desa sekaligus dengan harapan pahalanya dapat menyertai sang kakek yang meninggal.
Tidak hanya itu saja, keluarga korban yang dahulu berjihad dibawah Liwa Jundul Aqsa, berbalik menjadi Anshor Jabhah.
Terhitung tiga orang cucu kakek tersebut bergabung dengan Anshor Jabhah. Satu diantaranya adalah pimpinan wilayah di Jabal Zawiyah.
Masya Allah sebuah syari'at yang diterapkan membuahkan kecintaan masyarakat, mengubah kebencian menjadi persaudaraan dan menjunjung tinggi darah kaum muslimin.
- Diriwayatkan oleh Mujahidin dari Indonesia -
Terima kasih Sobat sudah berkenan membaca :
Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan
Kami rasa sudah cukup pembahasan Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan untuk hari ini, Moga saja apa yang sudah Sobat baca dapat menambah wawasan dan wacana. Kami selaku Admin memohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan maupun kata-kata yang kurang berkenan, semoga kita dipertemukan di artikel berikutnya, Wassalamualaikum.
Baru saja selesai dibaca: Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan link sumber: https://musilmislam.blogspot.com/2016/10/abu-mahdi-al-indonesi-kelembutannya.html
0 Response to "Abu Mahdi Al-Indonesi: Kelembutannya Berbuah Persatuan"
Posting Komentar